Kenapa Siaran Bola di TV Nasional 'Diacak'???
Pernah mengalami hal ini?
Bagi kalian yang tinggal di kota-kota besar seprti Jakarta, Bandung, Surabaya, dll pasti tidak mengalaminya. Tapi hal ini lumrah terjadi pada saudara-saudara kita di daerah. Terutama daerah yang hanya bisa mendapatkan siaran TV dengan menggunakan parabola.
Daerah asal saya misalnya, Flores. Setiap kali ada siaran bola liga-liga top Eropa, yang bisa mereka saksikan hanyalah layar berwarna biru sepanjang 2x 45 menit.
Ahay... Kasihan sekali ya, pemirsa.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang reggae. Hahaha...
Banyak yang berasumsi bahwa para produsen parabola tertentu sengaja mengacak-ngacak frekuensi siaran dari stasiun televisi yang sedang menyiarkan pertandingan sepakbola live. Tujuannya tentu saja agar mendongkrak penjualan parabola beserta reciever mereka.
Well guys, you are totally wrong.
Seperti yang kita ketahui, setiap liga di Benua Biru sana akan menjual hak siarnya kepada stasiun-stasiun TV. Biasanya yang dapat adalah ESPN atau Fox Sport, maklumlah, stasiun gede. Lalu ESPN/Fox Sport akan menjual kembali hak siar tersebut kepada stasiun-stasiun TV dari berbagai negara lainnya. Paket penjualan ini pun beragam. Ada yang full season, ada yang hanya meyiarkan laga-laga big match, dan ada yang paket tim-tim gurem.
Dan hak siar yang didapatkan oleh stasiun-stasiun TV dari berbagai negara tersebut hanya berlaku untuk penyiaran di negara mereka masing-masing. Jika melanggar maka akan dikenakan denda yang lumayan besar, atau bahkan tidak boleh ikut bidding hak siar untuk tahun-tahun berikut.
Contohnya: Liga Inggris tahun ini disiarkan oleh SCTV dan Indosiar. Mereka hanya boleh menyiarkannya untuk wilayah Indonesia saja. Jika mereka menyiarkannya ke negara tetangga, seperti Malaysia atau Brunei, maka akan terkena sanksi.
Negara kita kebetulan 'berdempetan' dengan beberapa negara tetangga. Lihat saja di daerah-daerah perbatasan seperti Nunukan, masyarakat di sana bisa menikmati siaran dari Indonesia dan Malaysia. Dan juga masyarakat Timor Leste yang bisa menyaksikan siaran TV Indonesia.
Karna stasiun-stasiun TV dalam negri belum semuanya mendirikan pemancar di daerah-daerah pelosok itu. Maka mereka harus menggunakan satelit untuk menjangkau daerah tersebut. Dan untuk bisa menikmati siaran stasiun TV ini, masyarakat kita di sana harus menggunakan parabola dan reciever tertentu yang bisa menerima siaran TV ini dari satelit nun jauh di atas sana.
Nah, di sinilah masalah acak mengacak ini timbul.
Untuk mencegah penduduk negara lain menyaksikan siaran dari stasiun negara kita, maka frekuensi siaran yang dikirim dari satelit ke parabola akan diacak. Lalu diuraikan kembali oleh reciever agar bisa ditonton.
Itulah mengapa beberapa reciever parabola keluaran produsen tertentu yang khusus bisa menyiarkan Piala Dunia, Liga Champion atau liga lainnya tidak bisa digunakan lagi untuk tahun berikutnya. Karana frekuensinya telah diacak lagi. Dan kita harus beli parabola dan reciever baru lagi.
Lalu kenapa di kota kota besar tidak mengalami hal ini?
Karna hampir semua stasiun TV nasional punya cabang dan menara pemancar di sana. Tidak perlu perantara satelit, penduduk kota besar hanya butuh antena biasa (antena UHF) saja sudah bisa menangkap siarannya.
Agar bisa menikmati siaran bola, berlanggananlah TV berbayar, paket yang termasuk ESPN/Fox Sport. Dijamin puas, tapi tentu saja agak mahal.
Oke...Cukup sekian dulu...semoga bermanfaat
Bagi kalian yang tinggal di kota-kota besar seprti Jakarta, Bandung, Surabaya, dll pasti tidak mengalaminya. Tapi hal ini lumrah terjadi pada saudara-saudara kita di daerah. Terutama daerah yang hanya bisa mendapatkan siaran TV dengan menggunakan parabola.
Daerah asal saya misalnya, Flores. Setiap kali ada siaran bola liga-liga top Eropa, yang bisa mereka saksikan hanyalah layar berwarna biru sepanjang 2x 45 menit.
Ahay... Kasihan sekali ya, pemirsa.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang reggae. Hahaha...
Banyak yang berasumsi bahwa para produsen parabola tertentu sengaja mengacak-ngacak frekuensi siaran dari stasiun televisi yang sedang menyiarkan pertandingan sepakbola live. Tujuannya tentu saja agar mendongkrak penjualan parabola beserta reciever mereka.
Well guys, you are totally wrong.
Seperti yang kita ketahui, setiap liga di Benua Biru sana akan menjual hak siarnya kepada stasiun-stasiun TV. Biasanya yang dapat adalah ESPN atau Fox Sport, maklumlah, stasiun gede. Lalu ESPN/Fox Sport akan menjual kembali hak siar tersebut kepada stasiun-stasiun TV dari berbagai negara lainnya. Paket penjualan ini pun beragam. Ada yang full season, ada yang hanya meyiarkan laga-laga big match, dan ada yang paket tim-tim gurem.
Dan hak siar yang didapatkan oleh stasiun-stasiun TV dari berbagai negara tersebut hanya berlaku untuk penyiaran di negara mereka masing-masing. Jika melanggar maka akan dikenakan denda yang lumayan besar, atau bahkan tidak boleh ikut bidding hak siar untuk tahun-tahun berikut.
Contohnya: Liga Inggris tahun ini disiarkan oleh SCTV dan Indosiar. Mereka hanya boleh menyiarkannya untuk wilayah Indonesia saja. Jika mereka menyiarkannya ke negara tetangga, seperti Malaysia atau Brunei, maka akan terkena sanksi.
Negara kita kebetulan 'berdempetan' dengan beberapa negara tetangga. Lihat saja di daerah-daerah perbatasan seperti Nunukan, masyarakat di sana bisa menikmati siaran dari Indonesia dan Malaysia. Dan juga masyarakat Timor Leste yang bisa menyaksikan siaran TV Indonesia.
Karna stasiun-stasiun TV dalam negri belum semuanya mendirikan pemancar di daerah-daerah pelosok itu. Maka mereka harus menggunakan satelit untuk menjangkau daerah tersebut. Dan untuk bisa menikmati siaran stasiun TV ini, masyarakat kita di sana harus menggunakan parabola dan reciever tertentu yang bisa menerima siaran TV ini dari satelit nun jauh di atas sana.
Nah, di sinilah masalah acak mengacak ini timbul.
Untuk mencegah penduduk negara lain menyaksikan siaran dari stasiun negara kita, maka frekuensi siaran yang dikirim dari satelit ke parabola akan diacak. Lalu diuraikan kembali oleh reciever agar bisa ditonton.
![]() |
| Cara kerja penyiaran TV dengan parabola |
Itulah mengapa beberapa reciever parabola keluaran produsen tertentu yang khusus bisa menyiarkan Piala Dunia, Liga Champion atau liga lainnya tidak bisa digunakan lagi untuk tahun berikutnya. Karana frekuensinya telah diacak lagi. Dan kita harus beli parabola dan reciever baru lagi.
Lalu kenapa di kota kota besar tidak mengalami hal ini?
Karna hampir semua stasiun TV nasional punya cabang dan menara pemancar di sana. Tidak perlu perantara satelit, penduduk kota besar hanya butuh antena biasa (antena UHF) saja sudah bisa menangkap siarannya.
![]() |
| Cara kerja antena UHF |
Agar bisa menikmati siaran bola, berlanggananlah TV berbayar, paket yang termasuk ESPN/Fox Sport. Dijamin puas, tapi tentu saja agak mahal.
Oke...Cukup sekian dulu...semoga bermanfaat


Agen Bola Sbobet | Agen Judi Casino | Sabung Ayam Terpercaya
BalasHapusMampir yuk gan di Bolacasino88.com
Pelayanan Yang Professional Dan Ramah
Di Jamin 100% Tidak Adanya BOT Dan ADMIN.
- Daftar GRATIS
- Minimal Deposit 20.000
- Minimal Withdraw 50.000
Dapatkan Hot Promo Yang Kami Berikan :
- Bonus Deposit 5000
- Bonus Refferal Seumur Hidup
- Bonus Sportsbook 100%
- Cashback Sportbook 5% - 15%
- Bonus Deposit Games 10%
- Cashback Games 5%
- Bonus Komisi Casino 0,8%
NB : Syarat Dan Ketentuan Berlaku
Nikmati 1 ID Untuk Semua Games Seperti :
- Sports
- Live Casino
- Togel
- Poker
- Slot Games
- Nomor
- Financial
- Sabung Ayam
Untuk Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi CS Kami Di :
- Live Chat 24 Jam Online
- No Tlp ( +855962671826 )
- BBM ( 2BF2F87E )
- Yahoo ( cs_bolacasino88 )
- Skype ( bola casino88 )
- WhatsApp ( +855962671826 )
- Twitter ( @bolacasino88 )
- Instagram ( bolacasino88 )