(Sumber Foto: ipunkngeloz3.blogspot.com) S eminggu belakangan di organisasi muda-mudi Adonara di Jakarta ini ramai membicarakan minuman yang satu ini, tuak. Rencananya, tuak akan ditiadakan dari segala kegiatan atau event yang diadakan organisasi kami. Kalau acara resmi okelah. Tapi kalau pesta? Orang Flores pesta tapi tidak ada tuak??? Ada yang kurang rasanya. Namun, esensi dari postingan kali ini bukanlah soal polemik yang terjadi dalam organisasi kami. Itu adalah masalah interen organisasi, jadi tak usahlah dibahas di sini. Biar kami nanti mencari jalan keluar sendiri. Dari perdebatan kami yang panjang lebar (dari duduk bersama sampai di grup FB) dan belum menemui kata sepakat ini, ada sebuah argumen yang dilontarkan seorang teman saya, yang kebetulan menentang keputusan peniadaan tuak ini: Dengan tuak, orang akan lebih mudah bergaul. Lebih cepat akrab, lebih berani joget. Mental dari setiap orang berbeda, ada yang harus minum tuak dulu baru bisa joget. Biar t...